You are currently viewing Peran Akuntan dan Strategi Perusahaan dalam Mendukung Green Economy pada Era Society 5.0

Peran Akuntan dan Strategi Perusahaan dalam Mendukung Green Economy pada Era Society 5.0

Himpunan Mahasiswa (HIMA) Akuntansi Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses menyelenggarakan Webinar Nasional Akuntansi pada Kamis 29 September 2022 pukul 13.00 WIB.

 

Acara ini diikuti oleh kurang lebih 260 peserta yang berasal dari perwakilan instansi pemerintah maupun swasta yang berasal dari seluruh Indonesia dan akan mendapatkan 2 Satuan Kredit Partisipasi (SKP) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada akhir acara.

 

Melalui webinar, peserta diajak untuk memahami secara mendalam materi sesuai dengan tema webinar yakni “Peran Akuntan dan Strategi Perusahaan dalam Mendukung Green Economy pada Era Society 5.0”.

Ketua Program Studi Akuntansi Ibu Tiwi Herninta, SE., MM 

Sebelum memulai acara, Ketua Program Studi Akuntansi Ibu Tiwi Herninta, SE., MM mengapresiasi acara dan berharap seluruh peserta dapat mengikuti webinar dari awal hingga akhir. Koordinator Forum Dosen Wilayah DKI Jakarta Dr. Wiwi Idawati juga mengapresiasi antusias peserta webinar yang berasal dari Sabang hingga Merauke.

 

Rektor IBN, Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. 

Acara ini dimoderatori oleh Rektor IBN, Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA.

Adapun Keynote Speech pada acara ini adalah Bapak David Sijabat sebagai Dosen Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 

Dalam kesempatan ini, Bapak David memaparakan tentang IAI yang merupakan profesi yang menanungi akuntan Indonesia. Ia juga memaparkan tentang Green economy yang merupakan hal penting sebagai wujud tanggungjawab bersama untuk anak cucu di masa depan.

 

“Akuntan harus memimpin inisiasi green economy karena akuntan yang baik harus tahu bagaimana bisnis bekerja, pusat dari informasi, hampir seluruh standar akuntan mirip-mirip karena dapat berbicara dengan bahasa yang sama, Akuntan juga selalu bekerja atas batasan etik yang dilakukan misalnya akuntan tidak melakukan sogok,” ujarnya.

Bapak David Sijabat sebagai Dosen Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Dalam kesempatan ini, Bapak David memaparakan tentang IAI yang merupakan profesi yang menanungi akuntan Indonesia. Ia juga memaparkan tentang Green economy yang merupakan hal penting sebagai wujud tanggungjawab bersama untuk anak cucu di masa depan.

 

“Akuntan harus memimpin inisiasi green economy karena akuntan yang baik harus tahu bagaimana bisnis bekerja, pusat dari informasi, hampir seluruh standar akuntan mirip-mirip karena dapat berbicara dengan bahasa yang sama, Akuntan juga selalu bekerja atas batasan etik yang dilakukan misalnya akuntan tidak melakukan sogok,” ujarnya.

Prof Eko Ganis Sukoharsono, Ph.D 

Senada Bapak David pembicara selanjutnya, Prof Eko Ganis Sukoharsono, Ph.D mengajak peserta untuk mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian alam dalam menjalankan kegiatan ekonomi.

 

“Para peserta sekalian, kita saat ini sedang memasuki era VUCA yakni Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity,” ujarnya.

Menurut Ketua dari Institute of Certified Sustainability Practitioners ini, di era VUCA berbagai permasalahan akan semakin kompleks. Oleh karena itu, situasi semakin susah untuk dipahami atau dijelaskan karena sangat membingungkan.

 

“Di saat semua mengedepankan humanity, masih ada pihak-pihak yang mengusahakan perang dan inilah ambiguitas yang ada di lingkungan kita yang sekarang kita hadapi dan ini harus di atasi karena membahayakan bagi kelangsungan kehidupan,” ujarnya.

 

Dengan berbagai ketidakpastian yang terjadi, termasuk ketidakpastian lingkungan maka menurut Prof Eko penting menerapkan economic balance yakni kemampuan ekonomi yang ramah lingkungan, peduli sosial, dan mendayagunakan ekonomi demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik.

 

“Perlu kita melakukan perubahan pada perspektif kapitalisme, kita ganti ke perspetif akuntansi keberlanjutan yakni bagaimana kita menggunakan yang ada pada kita dengan efisien,” ujarnya.

 

Dengan demikian, peran dampak bisnis adalah kerusakan lingkungan, berkurangnya air, polusi, pencemaran, kesehatan dan lain-lain. Maka diperlukan peran CSR yakni aktivitas bisnis perusahaan untuk turut bertanggungjawab secara sosial kepada pemangku kepentingan dan masyarakat luas sebagai bentuk perhatian dalam meningkatkan kesejahteraan dan berdampak positif bagi lingkungan.

 

“Sesorang yang membangun institusi secara tidak langsung sudah menandatangani kontrak, termasuk kontrak sosial sehingga itu merupakan tanggungjawab mereka untuk menjalankan kontrak sosial itu. Jadi semua perusahaan baik kecil atau besar harus memikul tanggungjawab sosial,” ujar Prof Eko.

 

Prof Eko mengatakan dampak bisnis sangat berpengaruh pada kerusakan lingkungan, berkurangnya air, polusi, pencemaran, kesehatan dan lain-lain. Maka diperlukan peran CSR yakni aktivitas bisnis perusahaan untuk turut bertanggungjawab secara sosial kepada pemangku kepentingan dan masyarakat luas sebagai bentuk perhatian dalam meningkatkan kesejahteraan dan berdampak positif bagi lingkungan.

 

“Kita meratifikasi lingkungan hidup kita ke depan melalui reporting sehingga kita bisa lihat dan monitoring, misalnya berapa besar pemanfaatan air yang digunakan, bagaimana proses pemanfaatannya dan bagaimana evaluasi terhadap pelaksanaan ini,” ujarnya

Ibu Yuliana Triwijayanti M.Si sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 

Pembicara selanjutnya, Ibu Yuliana Triwijayanti M.Si sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menyampaikan pengalaman PT Wijaya Karya dalam menerapkan green economy dan tanggungjwab sosialnya terhadap lingkungan dan masyarakat.

 

“Green Economy merupakan gagasan tentang ekonomi berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat dan ini mengurangi kerusakan lingkungan secara signifikan. Hal inilah yang sudah kami lakukan di WIKA,” ujarnya.

 

Ibu Yulia menegaskan bahwa perusahaannya tidak merugikan lingkungan sebab dalam menjalankan bisnisnya, perusahaannya telah mengedepankan produksi bersih, eko-efisiensi, investasi hijau, lapangan kerja hijau, produksi dan konsumsi berkelanjutan, gaya hidup yang ramah lingkungan.

 

Sebagai dunia usaha, Ibu Yulia menegaskan bahwa perusahaannya sudah berusaha menggandeng semua pihak untuk dapat berperan serta dalam mewujudkan green economy, mulai dari masyarakat, pemerintah bahkan perusahaan yang berkerja sama.

 

“Upaya yang dilakukan dunia usaha wajib menerapkan Green Economy secara bertahap dan kami sudah melakukannya, bahkan kami sudah mendapatkan penghargaan di bidang jasa atas upaya yang telah kami lakukan,” ujarnya.

 

Ibu Yulia juga meyakini bahwa WIKA sudah mengupayakan cara terbaik dalam menerapkan green economy mulai dari memanfaatkan tenaga kerja lokal, pemanfaatan sumber daya lokal, penggunaan material ramah lingkungan, menggunakan perangkat tenaga surya dan melakukan penghematan listrik, menghindari penggunaan plastik untuk mengurangi sampah plastik, memperhatikan tingkat kepuasan pelanggan dengan mereka menerima produk berkualitas.