You are currently viewing Abdimas IBN di UKM Kecamatan Matraman dan Cakung

Abdimas IBN di UKM Kecamatan Matraman dan Cakung

Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses menyelenggarakan rangkaian Webinar dengan berbagai macam tema untuk melatih dan membekali para peserta Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dikelolah Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil & Menengah (PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Timur hari keempat pada Kamis (27/10/2022) pukul 13.00 hingga 15.50 WIB.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang akan dijalankan selama beberapa sesi sejak Senin (24/10/2022) hingga Senin (31/10/2022) agar para pelaku UKM yang mengikuti webinar sukses di dunia bisnis.

Acara webinar hari keempat ini dibuka dengan kata sambutan dari Sudin Jaktim, Bapak Rico yang mengapresiasi terlaksananya acara abdimas bagi para pelaku UKM di Kecamatan Matraman dan Cakung.

“Bapak dan ibu, materi yang akan disampaikan oleh para pembicara dari IBN akan sangat relevan dalam mengembangkan softskill kita dan ilmu inilah yang akan berguna dalam keberlanjutan bisnis kita,” ujarnya.

Pak Rico mengajak para pelaku UKM untuk dapat mengelolah apa yang sudah ada secara maksimal demi mampu bersaing dengan pasar.

“Kalau banyak orang berduit sampai ke luar negeri menuntut ilmu bisnis maka bapak dan ibu tidak perlu ke luar negeri. Kita maksimalkan saja usaha yang kita punya. Sedikit atau banyak manfaatnya akan sangat berguna di masa kini dan masa depan,” ujarnya.

Sudin Jaktim, Bapak Rico 

Senada Pak Rico, Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. juga mengapresiasi webinar yang terselenggara sebagai bentuk pengabdian para dosen IBN untuk pelaku UKM di Matraman dan Cakung Jakarta Timur.

“Kita harus tetap membangun bisnis kecil secara optimal. Semoga apa yang disampaikan oleh para pemateri hari ini yang akan dimulai dengan topic Pembinaan Kewirausahaan UKM Di Wilayah Jakarta Timur Kecamatan Cakung dan Matraman oleh Pak Ferdy, Strategi Mengembangkan UMKM Dalam Menghadapai Persaingan Pasar oleh Bu Maasitha dan Pengelolaan Modal Kerja oleh Bu Evy dapat bermanfaat dalam mengembangkan usaha bapak dan ibu,” ujarnya.    

Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. 

Ibu Christin juga membuka kesempatan bagi para peserta untuk mendalami dunia bisnis secara mendalam melalui program sarjana dengan memanfaatkan berbagai beasiswa yang tersedia di IBN.

“Jika bapak dan ibu atau saudara-saudari bapak dan ibu ingin mendapat bekal menjadi pebisnis maka kami menyediakan beasiswa dari bidik misi, jalur prestasi, beasiswa tentara, guru dan sektor online lainnya. Silahkan, diskomisi dengan Sudin untuk dapat dibawa ke kampus IBN,” ujarnya.

Sebagai pembicara perdana, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IBN, Ferdinandus Agung Himawan,S.E, M.M menjelaskan materi tentang Peluang dan Trend Bisnis dengan Kewirausahaan Sosial. Menurutnya, ada berbagai jenis usaha yang bisa dilakukan salah satunya adalah jenis kewirausahaan sosial. Jenis usaha ini menuntut kejelian dalam melihat masalah dan sekaligus kemampuan mengelolah usaha.

“Bisnis yang akan dimulai bisa beranjak dari permasalahan sosial yang ada di lingkungan kita berada. Berikanlah solusi dari permasalahan itu melalui bisnis bapak dan ibu kemudian kembangkan,” ujarnya. 

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IBN, Ferdinandus Agung Himawan,S.E, M.M 

Pak Ferdy memotivasi pelaku UKM untuk mampu melihat berbagai potensi Indonesia yang bisa dimanfaatkan seperti Sumber Daya Alam yang beragam, objek pariwisata, lokasi geografis dan potensi budaya beragam.

“Tempat kita memiliki sebagian besar perumahan, kalau di Cakung 50% industri. Kita bisa petakan matapencaharian dari lingkungan sekitar dan lihat potensi apa yang bisa dikembangkan,” ujarnya.

Ia menekankan para peserta untuk fokus pada misi sosial sehingga memiliki dampak yang besar melalui kerja inovatif, sikap dan pikiran terbuka pada berbagai hal dari konsumen.

“Dimulai aja usaha bapak ibu dari niat yang benar, ketahui passion diri sendiri dan caritahu kebutuhan dan potensi masyarakat. Selain itu, bapak ibu bisa fokus dalam menjalankan usaha yang telah ditentukan. Intinya lakukan aksi nyata,” tegasnya.

Dosen Ilmu Komunikasi Maasyithah Hutagalung, S.Sos., M.Si 

Pembicara kedua Dosen Ilmu Komunikasi Maasyithah Hutagalung, S.Sos., M.Si menyampaikan tentang Strategi Mengembangkan UMKM Dalam Menghadapai Persaingan Pasar. Ia mengajak peserta untuk mampu menerapkan 7 strategi bisnis agar mampu meningkatkan usaha. Adapun strategi tersebut dimulai dari produk, price, place, promotion, physical evidence, people dan process.

“Jadi misalnya produk bapak ibu adalah bakso, maka usahakan baksonya selalu bersih, buat hal yang berbeda misalnya membuat doorprize di dalam baksonya, kemudian tentukan harganya misalnya harganya Rp.10.000 maka kita buat 13% harga itu menjadi harga jual sehingga menjadi Rp.13.000,” ujarnya.

Bu Maasyithah juga menekankan untuk memperhatikan teknik promosinya secara offline ataupun online dengan mengedepankan diskon, beli satu gratis dua dan bentuk promosi lainnya.

“Penting juga memperhatikan people yakni orang yang mengelolanya. Cari orang yang bisa menangani berbagai jenis pelanggan sehingga bisa meningkatkan usaha,” ujarnya.

 

Ia juga mengedepankan kolaborasi dibandingkan dengan kompetisi karena usaha yang baik adalah usaha yang berkolaborasi bukan berkompetisi. Dengan demikian pasar yang dijangkau akan semakin luas dan usaha juga lebih berkembang.

Dosen Manajemen IBN Ibu Evy Roslita, SE., MM, 

Pembicara ketiga adalah Dosen Manajemen IBN Ibu Evy Roslita, SE., MM, tentang Pentingnya mengelola Modal Kerja. Menurut Bu Evy demi memastikan modal kerja mencapai laba yang cukup, maka perlu dilakukan strategi bisnis seperti kreativitas pada produk, strategis bisnis terkait pendanaan, dan biaya operasional jangka pendek.

“Kalau bapak ibu berutang kepada pemasok maka usahakan tepati janji dalam membayarnya agar pemasok percaya pada bapak dan ibu. Jadi penting untuk mempertimbangkan resiko insolvent yakni ketidakmampuan memenuhi kewajiban utang,” ujarnya.

Bu Evy mengatakan bahwa pelaku usaha wajib mengukur modal kerja agar bisa memperkirakan berapa keuntungan yang diperoleh dalam menjalankan usaha.

“Bapak ibu bisa lihat modal kerja yang dibutuhan. Modal kerja ini tergantung dari biaya operasional dan jumlah persediaan yang akan disiapkan dan piutang usaha,” ujarnya lagi.

Bu Evy juga menyarankan kepada peserta untuk terbuka terhadap masuknya investor demi mengembangkan usaha.

“Kalau kita membuka diri untuk masuknya investor baru, maka sangat penting untuk terbuka di awal apalagi jumlah dana yang diberikan dalam investasi di atas 50%. Investor perlu tahu bagaimana pemakaian dananya misalnya membeli alat, apakah produknya bertambah, jika penjualan bertambah maka laba meningkat, maka investornya akan melihat apa yang didapatnya dari proses investasi tersebut dan ini berguna bagi pengembangan usaha,” pungkasnya.