Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses menyelenggarakan rangkaian Webinar dengan berbagai macam tema untuk melatih dan membekali para peserta Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dikelolah Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil & Menengah (PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Timur pada Senin (24/10/2022) pukul 13.00 hingga 15.50 WIB.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang akan dijalankan selama beberapa sesi sejak Senin (24/10/2022) hingga Senin (31/10/2022) agar para pelaku UMKM yang mengikuti webinar sukses di dunia bisnis.
Acara dibuka dengan kata sambutan dari Sudin Jaktim, Bapak Rico yang mengapresiasi terlaksananya acara abdimas bagi para pelaku UKM di Kramat Jati dan Pulogadung Wilayah Jakarta Timur.
Sudin Jakarta Timur, Bapak Rico
Adapun pemateri perdana yakni Dosen Manajemen IBN Ibu Suryati Veronika, SE, M.Sm dengan tema Strategi Branding Bagi Pelaku UMKM. Dalam pemaparannya, Ibu Ika memaparkan satu dari beberapa elemen-elemen merek yang wajib diperhatikan oleh para pelaku usaha yakni nama merek secara sederhana, unik dan mudah diingat.
“Kalau mau memulai usaha maka produk jasa ataupun barang bapak dan ibu harus ada mereknya yang disertai dengan tulisan dan gambar menarik untuk membedakan dengan produk atau jasa lain,” ujarnya.
Tidak hanya itu, menurutnya produk jasa dan barang harus memiliki karakter atau maskot yang dilengkapi dengan slogan untuk memberikan kekuatan bagi merek.
“Perlu juga menambahkan jingle berupa lagu atau musik untuk mengiklankan sebuah merek agar lebih mudah diingat oleh konsumen di lapangan,” ujarnya.
Dosen Manajemen IBN Ibu Suryati Veronika, SE, M.Sm
Ibu Ika menekankan bahwa kemasan menggambarkan jaminan merek, maka penting untuk mendesain kemasan agar memiliki daya tarik bagi calon pembeli. Kemasannya juga perlu disesuaikan dengan segmentasi produk agar mendapatkan keuntungan yang maksimal.
“Kemasan kita harus berkesan misalnya memiliki kekhasan font dan warna sehingga menarik saat dibuat di dalam rak penjualan karena mengundang orang untuk mendekati produknya jika dipandang dalam jarak 1 meter,” ujarnya.
Pembicara kedua adalah Dosen Sistem Informasi dan Sistem Komputer Bapak Novan Yurindera, S.Kom., M.M. dengan tema Strategi Pemasaran Online bagi UMKM.
Pemaparan diawali dengan menceritakan sejarah perkembangan teknologi di era pandemi yang memaksa perubahan secara cepat. Kondisi tersebut menurutnya didukung oleh jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai lebih dari 70%.
“Dengan perkembangan teknologi maka 3 tahun lagi kita harus bisa menjadi nomor 1 di Asia melalui pemanfaatan teknologi digital,” ujarnya.
Dosen Sistem Informasi dan Sistem Komputer Bapak Novan Yurindera, S.Kom., M.M.
Pak Novan juga membagikan materi tentang beberapa peranan usaha yang dapat dilakukan secara online mulai dari brandowner, distributor/ reseller, drop shipper, affiliate marketer, professional dan influencer.
“Kita bisa menjadi pemilik merek dari usaha barang atau jasa. Jadi buatlah logo, simbol, dan url dari produk atau jasanya untuk dipasarkan secara lebih luas,” ujarnya.
Hal yang terakhir yang ditekankan Bapak Novan adalah memilih saluran digital agar produk barang dan jasa lebih diketahui orang lain melalui market place, social media dan website.
“Gampang sekali kalau bapak dan ibu berjualan di market place. Bapak dan ibu juga bisa menggunakan social media dan web untuk menjangkau konsumen secara lebih luas,” ujarnya.
Ia menyarankan untuk memulai bisnis dari lahan kecil terlebih dahulu yakni memanfaatkan orang terdekat seperti teman kantor dan keluarga. Setelah itu, bisnis dapat diperluas ke lahan yang lebih besar dengan menggunakan teknologi digital.
Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA.
Pembicara ketiga adalah Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. dengan tema Penentuan Harga produk dan faktor yang mempengaruhinya.
Menurutnya Ibu Christin faktor penentu harga jual produk adalah dengan mengenali pelanggan, mengetahui biaya produk, mengetahui target pendapatan dan pangsa pasar yang dituju serta mengenali dengan cermat competitor usaha.
Dalam pemarannya, Ibu Christin menyarankan para pelaku usaha untuk mencatat berbagai biaya terkait produk dan jasa secara ekstra konservatif. Oleh karena itu menurutnya penting untuk menyisihkan biaya pembelian bahan baku sehingga pengakuan keuntungan tidak berlebihan.
“Jadi, sisihkan pendapatan Anda dari hasil penjualan produk dan jasa Anda, misalnya kalau biaya yang diperlukan dalam menjalankan bisnis 5 juta, biaya pokok 3 juta maka keuntungan bukan 2 juta. Kita sebagai pemilik usaha juga harus menghargai berapa gaji kita sehingga 2 juta bukan keuntungan murni,” jelasnya.
UKM Kramat Jati dan Pulogadung