You are currently viewing Peluang Karir dan Tantangan Dunia Broadcasting

Peluang Karir dan Tantangan Dunia Broadcasting

Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses mengadakan Webinar LIVE Peluang Karir dan Tantangan Dunia Broadcasting pada Selasa 5 April 2022 pukul 14.30 WIB.

Webinar ini diselenggarakan dalam rangka memperkenalkan kampus IBN khususnya program Broadcasting di bawah Program Studi Ilmu Komunikasi ke siswa putih abu-abu. Kendati demikian, peserta dari webinar tidak hanya berasal dari siswa putih abu-abu, namun juga mahasiswa IBN dan umum. 

Acara ini dimoderatori oleh Anggota Tim Humas, Angel Tobing. Di awal acara, Angel memperkenalkan narasumber yang merupakan Alumni IBN Heru Sudinta, S.E., M.M. Angel juga mengajak para peserta untuk memanfaatkan berbagai program beasiswa yang tersedia di IBN sehingga mampu mempersiapkan diri secara kompeten untuk berkecimpung dalam dunia broadcasting dengan bergabung menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Jurusan Broadcasting IBN .

Dalam kesempatan ini, Pak Heru yang kini menjabat News Producer Kabar Dunia TV One memberikan materi tentang dunia broadcasting secara menarik dan mendalam. Pak Heru mengawali materinya dengan memperkenalkan kondisi dunia broadcasting yang digandrungi sebagian besar mahasiswa yang berasal dari kampus swasta.

“Banyak kampus swasta yang lebih siap terhadap tantangan dunia digital ini. 70 % didominasi oleh kampus swasta dan setiap tahunnya ada 20 orang saja. Sementara jumlah pelamar ada 1000 orang dan kita hanya menyaring hingga 100 orang,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa hal perdana yang ditanyakan dalam proses wawancara kerja adalah mengenai alat-alat yang dgunakan dalam peliputan.

“Kami tentu saja mencari pekerja yang sudah siap dengan peralatan di dunia broadcast karena ini adalah pengetahuan dasar. Bagi mereka yang tidak mampu menyebutkan satu persatu alatnya dan tidak mampu mengoperasikannya akan kami coret dengan sesegera mungkin,” ujarnya.

Heru Sudinta, S.E., M.M. 

Pak Heru juga memperkenalkan beberapa alat yang digunakan dalam dunia broadcasting yakni Peralatan Teknologi Penyiaran (AuVi), mulai dari kamera standard broadcast dan kamera semi broadcast hingga ke peralatan lainnya yang dibutuhkan di dalam maupun di luar studio termasuk studio padestal, jib/crane dan dollypod yang dilengkapi dengan rel dan digunakan di lapangan pada saat proses syuting.

“Jadi jika Anda mau melamar ke dunia broadcasting, Anda harus benar-benar menguasai kamera yakni kamera standard broadcast dan kamera semi broadcast. Minimal teknik kamera dikuasai,” ujarnya.

Pak Heru juga memaparkan perkembangan media penyiaran mulai dari media lama hingga media baru yang semakin konvergen dengan adanya konvergensi media.

“Kita harus terbuka dengan media yang terkonvergensi sehingga harus cepat berubah. Masing-masing dunia penyiaran khususnya TV memiliki portal media online karena dengan cara ini media bisa bertahan hidup dan tetap eksis,”ujarnya.

Ia juga memberikan gambaran tentang hal yang perlu dipersiapkan dalam tahapan broadcasting khususnya ketika berminat menata karir di dunia broadcast sebagai pembaca berita yakni harus mengasah kemampuan menyesuaikan diri dengan improvisasi ketika membaca berita di tele promter. Ia juga menekankan kedisiplinan sebagai kunci keberhasilan dari penyiaran karena tayangan yang disiarkan harus tepat waktu sebab berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan ketika menyewa satelit.

“15 menit sebelum siaran, presenter atau news anchor harus sudah berada di studio dan menunggu saat siaran. Jika di dalam TV komersil misalnya akan ada tayangan sebuah acara Live pertandingan tarik suara maka TV membayar kepada Indosat selama 2 jam. Kalau telat 1 menit maka akan membayar untuk 30 menit kedepan yakni harus membayar 100 dollar. Berbeda halnya dengan TV berita yang sudah menyewa satelit selama 24 jam untuk program beritanya,” ujarnya. 

Pak Heru juga menjelaskan perbedaan antara TV Komersil dan TV Berita mulai dari harga iklan, dominasi tayangan, jadwal tayang hingga biaya produksi.

“Harga iklan TV Komersial bergantung rating dan share sementara pada program TV Berita harga iklannya sudah ditetapkan. Dengan demikian, biaya produksi di TV Berita rendah karena semuanya diproduksi oleh Sumber Daya Manusia bukan pihak pengiklan seperti TV Komersial,” ujarnya.

Di akhir sesi, Pak Heru menegaskan jika peserta tertarik untuk bekerja di dunia broadcasting, maka selain menguasai berbagai peralatan dalam dan di luar studio, peserta wajib menguasai Teknik Dubbing & voice over (VO) serta menguasai bahasa asing.

“Jika Anda memang tertarik bekerja di media khususnya di dunia penyiaran, maka Anda harus mengasah berbagai kemampuan dasar yang dibutuhkan serta menguasai bahasa asing selain bahasa Inggris sehingga jika ada suatu peristiwa atau kejadian, Anda berkesempatan untuk meliput ke tempat tersebut menggunakan bahasa yang sudah Anda persiapkan sebelumnya,” pungkasnya.