You are currently viewing Kiat Membangun Personal Branding di Era Digital

Kiat Membangun Personal Branding di Era Digital

Ketua Program Studi Komunikasi Institut Bisnis Nusantara (IBN) Bapak Wahyu Wary Pintoko, S.PT,M.Si, sukses menjadi narasumber pada webinar nasional Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) dengan tema “Kiat Membangun Personal Branding di Era Digital” pada Rabu (6/7/2022) pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. 

Webinar ini merupakan hasil kerjasama dengan Komisi 1 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dengan mengundang narasumber lainnya yakni Anggota Komisi 1 DPR RI yakni Bapak H. Bachrudin Nasori, S.Si, M.M., Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen APTIKA) Kominfo RI Bapak Samuel Abrijani Pengerapan, B.Sc dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tegal Ibu Sisca Zulistia Ardie.

Peserta pada webinar ini berjumlah kurang lebih 260 peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat lokal, tokoh pemuda dan pelajar, ibu-ibu rumah tangga, aktivis dan pegiat sosial, komunitas lokal masyarakat.

Pada kesempatan ini, sebagai pembicara narasumber perdana, Bapak H. Bachrudin Nasori, S.Si, M.M. menyarankan kepada peserta untuk mampu membangun citra diri yang positif demi hasil yang positif di masa mendatang. 

“Saya tentu saja sudah berhasil membranding diri saya sehingga bisa menjadi anggota DPR selama 4 tahun. Ini artinya branding saya berhasil. Saya mampu menaklukkan hati masyarakat sehingga saya terpilih lagi. Ini adalah bagian dari usaha saya dalam pembentukan citra diri yang baik sehingga terpilih,” ujarnya. 

Ia mengajak peserta untuk mampu menggali bakat dan talenta yang mereka miliki demi kesejahteraan diri di masa yang akan datang melalui para pemateri yang akan memaparkan tentang pentingnya personal branding dengan pemanfaatkan teknologi digital di era transformasi digital,” ujarnya. 

“Berita baik akan menyebar seperti deret hitung namun berita buruk dengan deret ukur. Sekarang, keduanya sama karena dunia digital yang semakin mempercepat penyebarannya. Maka, persiapkan diri dengan matang,” himbaunya.  

Bapak H. Bachrudin Nasori, S.Si, M.M. 

Senada dengan Bapak Bachrudin, narasumber kedua Bapak Samuel menyoroti pentingnya mempercepat transformasi digital melalui literasi digital ke seluruh lapisan masyarakat. Ia juga menginformasikan bahwa Kominfo sedang berusaha menjalankan fungsinya sebagai degulator, fasilitator dan akselatator dengan mengedepankan kecakapan digital, budaya digital, etik digital dan amanah digital. 

“Diperlukan kolaborasi yang baik untuk mempercepat literasi digital ini. Saya berharap kegiatan ini siap dalam membantu mewujudkan Indonesia Digital Nation. Indonesia terkoneksi, semakin digital, semakin maju. Salam literasi digital,” tegasnya.

Dirjen APTIKA Kominfo RI Bapak Samuel Abrijani Pengerapan, B.Sc 

Selanjutnya, Ibu Sisca juga menekankan pentingnya personal branding sejak dini demi kesejahteraan hidup karena akan sangat menguntungkan.

“Personal branding penting karena ini adalah cara bagaimana orang lain menilai kita dan ini banyak manfaatnya bagi kita,” ujarnya.

Ia menghimbau para peserta untuk mencaritahu warna yang paling kuat tentang dirinya jika dibandingkan dengan warna orang lain. Setelah itu, warna tersebut wajib ditunjukkan kepada orang lain. Kunci utama dalam melakukan upaya branding adalah menjadi diri sendiri sebab personal branding datangnya dari dalam diri bukan dari luar.

“Leader misalnya jiwanya humoris jadi bisa digabungkan saat dipercaya menjadi pemimpin dapat menjadi pemimpin yang humoris sehinga tidak palsu. Jadi tidak bisa dipaksakan menjadi pemimpin yang kaku atau cool karena bukan itu jati dirinya,” ujarnya. 

Ibu Sisca juga mengungkapkan bahwa sebuah produk yang tidak terlalu dikenal dapat dengan mudah laku jika orang mengenal siapa pemiliknya. Hal tersebut bisa menguatkan nilai jual dan peningkatan penjualan dari produk tersebut. 

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tegal Ibu Sisca Zulistia Ardie.

Bapak Wary mengatakan hal serupa. Menurutnya, semakin kuat suatu personal branding maka akan kuat juga usaha orang untuk merekomendasikan segala sesuatu yang dikaitkan dengan personal itu. 

Dari sebuah merk kita sudah tahu apa nilai yang terkandung dalam merk tersebut. Apakah sebuah merek bisa menambah kemewahan, penghargaan, kenyamanan dan sebagainya. 

“Brand adalah ujung tombak dari promosi dan marketing kita. Sepanjang orang mengonsumsi, misalnya logo pertamina dan logo nike, apa yang terpikirkan oleh Anda?”

Ia berpesan untuk melakukan kolaborasi antara keterampilan, pengalaman, kepribadian dan pengetahuan yang dimiliki untuk mempromosikan diri. Menurutnya, ada dua cara mempromosikan diri yakni secara organik (alami) atau setup dengan melengkapi data dan sesuaikan dengan segmentasi. 

“Segala sesuatu yang kita pakai, kita bicarakan adalah semuanya marketing dan apa yang orang lain dengarkan adalah branding. Saya sedang melakukan marketing dan apa yang anda dengarkan itu adalah branding,” ujarnya  

Bapak Wary menekankan pentingnya melakukan marketing yang positif untuk menghasilkan sebuah branding yang positif. Personal branding juga harus disesuaikan dengan keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya. 

“Maya atau nyata itu harus sinergis supaya tidak terjadi keraguan dari orang-orang yang kita kenal,” ujarnya. 

Ia menyoroti bahwa 84% kaum milenial tidak percaya dengan iklan sehingga mereka lebih percaya kepada influencer.

“Influencer lebih diminati oleh marketing dan itu akan menjadi lahan pekerjaan terhadap kita,”ujarnya.

Ketua Program Studi Komunikasi IBN Bapak Wahyu Wary Pintoko, S.PT,M.Si, 

Oleh karena itu, perlu melakukan beberapa langkah jitu pembentukan personal branding yakni Self Reflect dengan konsisten kepada orang yang akan mendukung, Be Where Your Target dengan menyesuaikan diri dengan target pasar untuk memunculkan empati dan simpati, Consider what you wear yakni perhatikan baju dan busana yang Anda gunakan dan Consistencsy yakni konsisten melakukan semuanya baik di dunia nyata maupun di dunia maya.  

“Branding terbaik adalah menjadi orang yang baik bahkan dengan orang jahat, rejeki bisa dititipkan kepada siapa saja termasuk kepada orang yang membenci kita. Jika kita lakukan denga tulus semua akan berdampak positif dan sekali kepercayaan dirusak tidak akan kembali seperti dulu,” pungkasnya.