You are currently viewing Pelatihan Nasional SEVIMA Hari Kedua

Pelatihan Nasional SEVIMA Hari Kedua

Institut Bisnis Nusantara (IBN) berkolaborasi dengan SEVIMA sukses menyelenggarakan pelatihan di Gedung Kampus IBN Pulo Mas di Jl. Pulo Mas Timur 3 A Blok A No 2 Kayu Putih Jakarta Timur pada Rabu (3/8/2022) pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. 

Tema pelatihan yang berlansung selama 4 hari sejak 2 sampai 5 Agustus 2022 mengusung tema “Melalui Pelaporan yang Sehat Tercipta Institusi yang Kuat”. Kegiatan pelatihan di hari kedua ini merupakan rangkaian dari empat hari pelatihan yang diikuti oleh perguruan tinggi yang berbeda-beda setiap harinya. Adapun peserta yang tergabung dalam pelatihan ini berasal dari 80 Perguruan Tinggi yang tergabung dalam SEVIMA Community dari Sumatera Utara hingga Indonesia bagian timur.

Terdapat dua sesi materi yang diberikan untuk memenuhi tujuan kegiatan pelatihan ini. Sesi perdana tentang knowledge (pemahaman) pentingnya pelaporan yang membahas mengenai hal apa yang harus dipersiapkan perguruan tinggi mulai dari aturan-aturan yang mendasarinya serta dukungan dari pemimpin perguruan tinggi. Sesi kedua memuat tentang teknis problem solving dan implementasinya di masing-masing perguruan tinggi.

Di awal pelatihan pada hari kedua ini, Rektor IBN, Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA, memberikan sambutan dan memberi materi tentang Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) dan Akreditasi. Bu Christin mengungkapkan pengalaman IBN memanfaatkan perkembangan teknologi ketika menghadapi berbagai perubahan akibat pandemi Covid-19.    

“Kami baru berlatih bagaimana cara menjalankan berbagai sistem teknologi dan pada saat pandemi Covid-19 serentak semua dosen dilatih. Mahasiswa juga dengan cepat diajarkan menggunakan aplikasi dan mengikuti pembelajaran melalui Ed Link. Kami mulai hybrid saat ini namun bagi mahasiswa kami yang memiliki penyakit lupus atau auto imun tetap mengikuti materi perkuliahan dari rumah,” ujarnya.

Rektor IBN, Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA, 

Ia juga mendorong seluruh peserta untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dengan bantuan Sevima agar memiliki sistem pelaporan yang rapi demi membantu proses akreditasi seperti yang saat ini sedang dipersiapkan oleh masing-masing perguruan tinggi, termasuk IBN. 

“Saya mau berbagi suatu yang terkait dengan PDDikti dan bagaimana perannya terkait akreditasi seperti yang sedang kami persiapkan. Tahun 2022 dan 2023 kami harus melakukan re-akreditasi yakni pada bulan Mei untuk Prodi Akuntansi dan Oktober untuk Prodi Manajemen. Pada 2024 akreditasi IBN sudah selesai dan kami akan mengirim akhir tahun 2023,” ujarnya. 

Menurutnya, ketika perguruan tinggi sudah memasukkan data secara benar, maka data tersebut akan sangat membantu kualitas Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) suatu perguruan tinggi. 

“50% data diambil dari SPMI. Jadi, data itu yang kita masukkan ke pangkalan data PDDikti sebagai data akreditasi. Saat ini, akreditasi dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan akreditasi mandiri oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA),” ujarnya.

Pelatihan Nasional SEVIMA Hari Kedua

Akreditasi oleh LAMEMBA, dijelaskan Bu Christin hanya diikuti oleh prodi yang sudah memiliki LAM dan di IBN ada 3 Prodi yang akan mengikuti proses LAMEMBA yakni Prodi Akuntansi, Prodi Manajemen dan Prodi Magister Manajemen.

“Setiap kampus punya sistem akademik yang unik. Pangkalan Data PDDikti pasti ramai dan mereka juga masih bertugas melayani stakeholder perguruan tinggi. Belum lagi para analis yang memerlukan data dari perguruan tinggi. Jadi semua memerlukan data dari perguruan tinggi,” ujarnya.

Dalam pemaparannya, Bu Christin menekankan pentingnya dua syarat dalam proses akreditasi perguruan tinggi yakni syarat perlu akreditasi dan syarat penentuan peringkat akreditasi. Syarat perlu akreditasi memuat 3 poin yakni keterlaksanaan sistem penjaminan mutu baik akademik maupun non akademik PPEPP, SK peningkatan mutu dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Pemutakhiran Kurikulum, capaian pembelajaran dan profil Lulusan. Sementara syarat penentuan peringkat akreditasi memuat Dokumen Kinerja Program Studi (DKPS) dan Dokumen Evaluasi Diri (DED).

“DED dibuat setelah DKPSnya selesai. Sebaiknya sambil DKPS dilengkapi maka buat DEDnya agar terkejar,” sarannya. 

Costumer Experience Spesialist SEVIMA Mochammad Khoirul Anam  memberikan pengharagan kepada Rektor IBN, Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA, 

Bu Christin juga menekankan pentingnya data yang akurat, tepat waktu dan dalam menunjang proses akreditasi dan SEVIMA berperan besar dalam mewujudkan ketersediaan data tersebut. Dalam kesempatan ini, Bu Christin mengapresiasi kerjasama yang sudah terjalin antara IBN dan SEVIMA. Ia berharap kerjasama tetap berlanjut dan kolaborasi antara pendidikan dengan teknologi wajib ditingkatkan demi optimalisasi pendidikan yang berkualitas.  

“PDPT menghasilkan informasi sebagai gambar pengambilan keputusan dan kami sangat berterima kasih kepada SEVIMA yang sudah menjadi partner kerja kami khususnya dalam pemanfaatan teknologi,” ujarnya. 

Di akhir acara, Bu Christin menerima piagam penghargaan dan plakat dari Costumer Experience Spesialist SEVIMA Mochammad Khoirul Anam dan berharap kolaborasi dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan hasil memuaskan bagi proses akreditasi yang didorong oleh pemerintah. 

“Peraturan dari pemerintah membuat kita harus cepat beradaptasi maka mari kita beradaptasi dengan cepat dengan memaksimalkan teknologi dalam sistem pendidikan kita,” pungkasnya.