Satuan Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses mengikuti Workshop Pengendalian Standar dan Mitigasi Resiko pada SPMI Perguruan Tinggi secara daring pada Selasa (3/9/2024) pukul 08.30 hingga 15.30 WIB.
Kegiatan ini juga terselenggara secara offline di Aula Cyber Perguruan Tinggi Universitas Nasional Jl. Sawo Manila No.61, Ps. Minggu, DKI Jakarta yang diikuti oleh seluruh perguruan tinggi di bawah LLDIKTI Wilayah III yang merupakan perwakilan wakil rektor dan pengurus SPMI.
Pada kesempatan ini, sebagai pembicara pertama Bapak Prof. Ir. Bramantyo Djohanputro, MBA., Ph.D menyampaikan materi tentang “Penerapan Manajemen Resiko Pada Tata Kelola Perguruan Tinggi”. Ia menjelaskan pentingnya memperhatikan manajemen risiko dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga perguruan tinggi guna menjaga stabilitas lembaga perguruan tinggi.
“Krisis adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, maka perlu ada manajemen risiko. Seluruh institusi dan dunia pendidikan memerlukan penting adanya manajemen risiko guna mengantisipasi segala hal yang berdampak negatif bagi terlaksananya program dan keterlaksanaan pendidikan,” ujarnya.
Bapak Prof. Ir. Bramantyo Djohanputro, MBA., Ph.D
Bapak Prof Bramantyo memaparkan ilustrasi konkret jika perguruan tinggi tidak memikirkan manajemen risiko.
“Bayangkan kampus mengalami kondisi yang tidak diharapkan, misalnya gagal berinovasi sehingga kampus bisa mati. Kiprah alumni yang tidak sesuai harapan. Semakin tidak kelihatan kiprah alumni di masyarakat maka akan semakin tenggelam perguruan tinggi itu,” tegasnya.
Bapak Dr. Ir. Hisar Sirait, M.A.
Senada Bapak Prof. Bramantyo, pembicara kedua Bapak Dr. Ir. Hisar Sirait, M.A. sepakat tentang pentingnya manajemen risiko pada pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) di perguruan tinggi.
“Semua area audit, selama ini kita audit secara administratif tetapi sekarang sudah berubah dan ini tantangan bagi kita. Traditional audit berganti menjadi Risk based audit,” ujarnya.
Ibu Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si
Pembicara ketiga Ibu Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si menjelaskan tentang “Sinkronisasi Dokumen Pengendalian Dan Perencanaan Sebagai Dasar Mitigasi Resiko di Perguruan Tinggi”.
Ia memaparkan bahwa SPMI dan mitigasi tidak bisa berdiri sendiri. Keduanya wajib berjalan bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjamin eksistensi perguruan tinggi.
“Keseluruhan data yang dikumpulkan oleh SPMI sangat perlu dimitigasi dalam dokumen-dokumen,” ujarnya.
Dr. Muhani, SE., M.Si.M
Sebagai bukti pengimplementasian manajemen risiko yang telah diterapkan di perguruan tinggi, pembicara keempat Ibu Dr. Muhani, SE., M.Si.M berbagai praktik baik tentang pelaksanaan AMI yang telah dilakukan di Perguruan Tinggi Universitas Nasional.
“Proses SPMI tidak mudah karena banyak pandangan bahwa SPMI hanya bersifat administratif, tidak bisa menarik mahasiswa baru. Kalau SPMI rapi maka akreditasi tidak perlu mencari-cari lagi. Di kampus kami, kami mengupayakan audite tidak perlu memberikan jawaban berulang kali sehingga audite hanya melengkapi yang belum lengkap saja,” pungkasnya.
Editor: Arta Elisabeth Purba