Unit Pengembangan Bisnis (UPB) Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses mengadakan Webinar dengan tema “How To be an Impactful Nano Influencer?” pada Sabtu 26 Februari 2022 pukul 10.00 WIB hingga 11.30 WIB.
Webinar ini diselenggarakan dalam rangka menumbuhkan, melatih dan mengembangkan skill pesertanya webinar yang terdiri dari mahasiswa IBN dan mahasiswa lainnya serta pegawai swasta, agar siap dan mantap beradaptasi di era teknologi Digital secara kompeten.
Pembicara pada webinar ini adalah Asri Agustin Business Development Manager Calevi Digital Agency dan dipandu oleh Ketua Unit Pengembangan Bisnis (UPB) Kurnia Fitriani, M.Si.
“Selamat bergabung teman-teman semuanya. Melalui webinar ini, semoga teman-teman akan mampu menggali lebih dalam berbagai peluang sebagai Nano Influencer, mendalami cara mengelolah media Instagram secara lebih efektif bahkan hingga bisa menghasilkan keuntungan,” ujar Bu Nia membuka acara.

Ketua Unit Pengembangan Bisnis (UPB) Kurnia Fitriani, M.Si.
Dalam kesempatan ini, Mba Asri mengawali materi dengan memberikan data tentang pengguna media social di Indonesia yang menguatkan peluang keuntungan untuk menjadi nano influencer.
“Teman-teman berbicara mengenai nano influencer, kita harus sadar betul jumlah pengguna media sosial di zaman sekarang. Trend penguna social selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari 124,47 juta pengguna di tahun 2017 meningkat menjadi 204,57 juta di tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat terus menjadi 230,33 juta di tahun 2025,” ujarnya.
Berdasarkan data tersebut, Mba Asri mendorong peserta untuk membuka wawasan dan pikirannya dalam memanfaatkan peluang yang ada.
“Jadi, jika teman-teman sudah memiliki pengikut di Instagram sejumlah 800 atau bahkan seribu lebih, kenapa teman-teman tidak mau memulai menjadi nano influencer? Teman-teman bisa. Yuk dimanfaatkan akun media sosialnya,” ajaknya.

Mba Asri mendorong peserta untuk membuka wawasan tentang Nnno Influencer
Mba Asri mengungkapkan bahwa di era di gital ini, sebagian besar pengusaha yang ingin memasarkan jenis usahanya, baik berupa produk ataupun jasa lebih memilih mengunakan jasa nano influencer dibandingkan dengan jasa influencer ternama atau public figure yang lainnya.
“Pengusaha akan lebih menyukai penggunaan pemasaran melalui jasa nano influencer karena pengaruh terhadap peningkatan nilai suatu brand sangat kuat. Masyarakat akan lebih percaya sebuah produk jika dipasarkan oleh pengguna yang ia kenal atau yang ia sukai dan yang ia percaya,” ujarnya.
Menurut Mba Asri, trend penggunaan nano influencer cukup signifikan dalam pemasaran suatu produk dan jasa karena terbukti ampuh dalam meningkatkan awareness, mampu menjangkau lebih luas target audinece yang sesuai dengan niche brand dan mampu membangun kepercayaan brand sekaligus meningkatkan konversi.
“Misalnya yang sudah dilakukan oleh agency kami. Jika ingin memasarkan produk susu bayi terbaru brand B, kami akan cari menggunakan alat pencaharian akun nano influencer yang cocok untuk produk ini. Tentu kami akan mencari perempuan yang sering memposting konten tentang anak-anak, misalnya berbagai resep mengasuh bayi, membagi resep makanan bayi dan segala hal yang berkaitan dengan bayi,” ujarnya.
Menurut Mba Asri, cara tersebut lebih jitu untuk membidik segmentasi yang akan disasar sebab pengikut dari konten nano influencer yang seperti ini sudah pasti perempuan yang punya bayi atau yang bersentuhan dengan anak-anak dan besar kemungkinan jika mereka membelinya. Khalayak akan jauh lebih percaya pada apa yang direkomendasikan dari nano influencer yang sering membuat konten tentang bayi tersebut karena sudah digunakan terlebih dahulu olehnya.
“Penggunaan si nano influencer akan terkesan lebih alami dan tidak dibuat-buat karena mereka menggunakan secara langsung produk tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah alat pemasaran yang hidup bagi orang-orang di lingkup pertemanan mereka,” ujarnya lagi.
Sebagai nano influencer, menurut Mba Asri perlu mengenali segmentasi audience dan karakteristik audiencenya secara spesifik.
“Ada 3 level konsumen yang perlu diperhatikan yakni cold, warm dan hot. Cold jika si konsumen tidak tahu produknya, warm ketika dipromosikan dia mau membeli dan hot kalau si konsumen itu sudah merasakan dan merekomendasikan ke orang lain. Nah, kalau kamu dapat konsumen yang tipe hot maka dijaga dan berusaha untuk menjadikan konsumen yang lain hingga tiba di level ini,” ujarnya.
Mba Asri berharap peserta dapat memanfaatkan peluang pemasaran sebagai nano influencer dengan spesifikasi yang digemari oleh masing-masing peserta baik itu tentang wisata, kuliner, fashion, olahraga atau hal lainnya.
“Jadi, teman-teman dapat memulainya dari sekarang. Tentukan konten apa yang akan ditekuni secara konsisten dan teruslah berproses dengan pengalaman yang akan mengajarkan banyak hal sebagai nano influencer,” pungkasnya.

Peserta Webinar dengan tema “How To be an Impactful Nano Influencer”