Himpunan Mahasiswa (HIMA) Akuntansi Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat (Abdimas) di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Jawa Barat selama tiga hari sejak Kamis (1/12/2022) hingga Sabtu (3/12/2022). Adapun tema yang diangkat adalah “UMKM Sebagai Media Penggerak Ekonomi Masyarakat”.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Ketua HIMA Akuntansi Intan diisi dengan perkenalan mahasiswa terhadap para pelaku UMKM di Desa Tarikolot pada hari perdana. Kemudia pada hari kedua diisi dengan pemberian materi tentang UMKM dan Pemasaran Digital oleh 5 dosen IBN kepada 20 UMKM. Pada hari ketiga diisi dengan kunjungan ke 3 UMKM yang ada Desa Tarikolot Citeureup.
Kegiatan di hari kedua, diawali dengan kata sambutan sekaligus penandatanganan MoU oleh Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. dan Sekretaris Desa Bapak Muhammad Yusuf.

Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. dan Sekretaris Desa Bapak Muhammad Yusup, S.Pd setelah menandatangani MoU
Dalam kesempatan ini Bapak Muhammad Yusuf mengapresiasi kegiatan yang sudah terselenggara sebanyak 2 kali di tempat yang sama oleh IBN.
“Saya mewakili Kepala Desa Bapak H. Kurniawan mengucapkan terima kasih kepada IBN dan adek-adek mahasiswa semuanya,” ujarnya.
Pak Yusuf menjelaskan bahwa selama 2 tahun di masa Covid ada sebanyak 20% dari 3200 UMKM di Citeureup yang terpaksa gulung tikar. Hal ini diakibatkan dari banyaknya pesaing yang menjatuhkan harga. Sementara itu, menurutnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan harga bahan baku operasional cukup besar sehingga menekan para pengusaha.

Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA.
Sehubungan dengan upaya tersebut, Bu Christin berharap 20 para pelaku usaha yang hadir di acara Abdimas dapat mengimplementasikan materi yang diberikan demi pengembangan UMKM. Adapun materi yang diberikan “Penentuan Harga produk dan faktor yang mempengaruhinya”.
Melalui materi yang diberikan, Bu Christin menjelaskan tentang perusahaan manufaktur, perusahaan dagang dan perusahaan jasa (Gojek).
“Perusahaan yang paling rumit adalah perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur harus punya bahan baku terlebih dahulu, lalu disimpan kemudian dipasarkan,” ujarnya.
Menurut Bu Christin, faktor penentu harga jual produk adalah dengan mengenali pelanggan, mengetahui biaya produk, mengetahui target pendapatan dan pangsa pasar yang dituju serta mengenali dengan cermat competitor usaha. Bu Christin juga menyarankan agar para pelaku usaha dapat mencatat berbagai biaya terkait produk dan jasa secara ekstra konservatif. Oleh karena itu menurutnya penting untuk menyisihkan biaya pembelian bahan baku sehingga pengakuan keuntungan tidak berlebihan.
“Jadi, bapak dan ibu bisa menyisihkan pendapatan dari hasil penjualan produk dan jasa. Jangan lupa bebankan biaya-biaya pada periode yang sama sehingga saat kita menentukan seluruh biaya maka harga jual bisa bersaing dan keuntungan juga didapatkan,” ujarnya.

Dosen Akuntansi IBN Ibu Evy Roslita, SE., MM,
Dosen Akuntansi IBN Ibu Evy Roslita, SE., MM, memberikan materi tentang “Laporan keuangan dan manfaatnya”.
Bu Evy juga menjelaskan tentang 5 elemen laporan keuangan yakni pendapatan, beban, aset (harta), utang dan modal.
“Pendapatan adalah dana yang diterima dari hasil jualan bapak dan ibu misalnya bapak ibu menjual loyang nanti akan dapat hasil maka itulah pendapatan, Sementara beban adalah semua yang dikeluarkan dalam upaya mendapatkan pendapatan tadi. Kalau aset dapat berupa persediaan karena harta yang dimiliki perusahaan dan utang adalah kewajiban pada pihak lain,” jelasnya.
Bu Evy juga menekankan kepada peserta tentang hubungan kelima unsur tersebut.
“5 elemen ini akan membentuk persamaan akuntansi yakni aset adalah utang ditambah modal. Sementara aset adalah utang ditambah modal ditambah pendapatan dan dikurangi beban,” ujarnya.

Ketua Program Studi Akuntansi IBN Ibu Tiwi Herninta, SE., MM
Sementara Ketua Prodi Akuntansi IBN Ibu Tiwi Herninta, SE., MM memberikan materi tentang Pencatatan akuntansi melalui aplikasi “Akuntansi UKM”.
Dalam pemaparannya Bu Tiwi menjelaskan tentang pengaplikasian Akuntansi UKM dan memandu para pelaku UMKM untuk bisa mengaplikasikan secara konkret.
“Silahkan bapak dan ibu mencoba secara langsung dengan bantuan dari teman-teman mahasiswa yang ada,” ujarnya.

Dosen Akuntansi IBN Bapak Albertus Karjono, SE, MM, Ak, CA, CMOS, CRM
Dosen Akuntansi IBN Albertus Karjono, SE, MM, Ak, CA, CMOS, CRM menjelaskan tentang keberlangsungan Bumdes.
“Ada 74.000 Bumdes Desa yang ada di Indonesia dan kini Desa Tarikolot ini sudah ada dan dikenal dengan Bumdes Sawitri,” ujarnya.
Pak Karjono juga memaparkan beberapa contoh Bumdes yang berhasil melihat potensi di masing-masing desanya untuk kemudian dikembangkan seperti Bumdes Tirta Mandiri Desa Ponggok. Pak Karjono berharap agar Bumdes dapat dijadikan sebagai wadah memajukan UMKM.
“Semoga wadah desa ini bisa digunakan memasarkan produknya dengan lebih luas,” ujarnya.

Sekretaris Program Studi Akuntansi Ibu Tita Nurvita, S.E.M.M
Sekretaris Program Studi Akuntansi Ibu Tita Nurvita, S.E.M.M membahas mengenai “Pendanaan Usaha bagi UMKM”. Dalam pemaparannya, Bu Tita menegaskan pentingnya permodalan bagi kesuksesan sebuah usaha.
“Permodalan biasanya digunakan oleh UMKM untuk membeli bahan baku, berproduksi, mengurus perizinan, mengurus hak paten, membayar gaji karyawan, untuk dana cadangan dan perluasan usaha, maka sangat penting untuk memberikan perhatian pada modal yang akan digunakan dalam membangun usaha,” ujarnya.
Bu Tita juga menjelaskan beberapa sumber permodalan, baik dari permodalan dengan biaya murah hingga biaya permodalan yang paling mahal.
“Permodalan yang paling murah berasal dari modal sendiri, namun ada juga permodalan berupa kredit dari pemerintah yakni kredit usaha rakyat melalui perbankan milik pemeritah. Selain itu ada angel investor, kredit perbankan dan pinjaman dari non bank seperti Koperasi serta fintech yakni perusahaan platform digital yang memberikan modal bagi UMKM,” ujarnya.

Sekretaris Program Studi Komunikasi IBN, Ibu Arta Elisabeth Purba S.I.Kom., M.I.Kom
Sekretaris Program Studi Komunikasi IBN, Ibu Arta Elisabeth Purba S.I.Kom., M.I.Kom memberikan materi tentang Pemasaran Digital.
Peserta disarankan untuk menarasikan kegiatan penjualan produk maupun jasanya melalui Marketplace yakni Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, Bhinneka, Orami, dan Ralali. Selain itu peserta juga dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp dan media sosial yang biasa digunakan sehari-hari.
“Bapak dan ibu, pemasaran sebuah brand (produk) menggunakan MEDIA DIGITAL (internet) merupakan strategi jitu memenangkan pasar yang lebih luas karena ada sekitar 73,7% dari total populasi masyarakat Indonesia yang menggunakan internet. Jadi, mari kita manfaatkan teknologi digital ini secara maksimal,” ujarnya.

HIMA Akuntansi berkunjung ke UMKM alat cetakan kue
Ibu Arta juga mengaja peserta untuk konsisten mempublikasi tentang informasi produknya melalui hal sederhana dengan pesan yang dikemas secara menarik.
“Jadi bapak dan ibu wajib konsisten melakukan postingan produknya agar orang bisa melihat produk. Jangan lupa sertakan harga produknya dan informasi detail tentang produk bapak ibu,” ujarnya.

HIMA Akuntansi berkunjung ke UMKM alat kesehatan