You are currently viewing Abdimas IBN Bagi UKM di Kecamatan Pasar Rebo dan Cipayung

Abdimas IBN Bagi UKM di Kecamatan Pasar Rebo dan Cipayung

Institut Bisnis Nusantara (IBN) sukses menyelenggarakan rangkaian Webinar dengan berbagai macam tema untuk melatih dan membekali para peserta Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dikelolah Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil & Menengah (PPKUKM) Kota Administrasi Jakarta Timur pada hari kelima, Senin (31/10/2022) pukul 13.00 WIB hingga 15.40 WIB.

Rangkaian kegiatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dijalankan selama beberapa sesi sejak Senin (24/10/2022) hingga Senin (31/10/2022) bertujuan untuk mengembangkan para pelaku usaha di dunia bisnis. Di hari kelima, pengembangan dikhususkan bagi UKM di Wilayah Binaan Sudin Jakarta Timur di Kecamatan Pasar Rebo dan Cipayung atas persetujuan dari Parulian Tampubolon selaku Kepala Sudin PPKUKM Kota Administrasi Jakarta Timur.

Kepala Seksi Koperasi dan UKM di Wilayah Binaan Sudin Jakarta Timur Rico Rifai sebagai perwakilan dari Sudin mengapresiasi terlaksananya acara abdimas bagi para pelaku UKM di Kecamatan Pasar Rebo dan Cipayung. 

“Semoga bapak dan ibu para pelaku UKM di Kecamatan Pasar Rebo dan Cipayung dapat termotivasi untuk membangun bisnis kecil secara optimal melalui berbagai paparan para pemateri. Mungkin belum bisa dipraktekkan sekarang namun yakinlah bahwa ilmu yang diberikan akan berguna bagi perkembangan usaha bapak dan ibu di masa mendatang,” ujarnya. 

Kepala Seksi Koperasi dan UKM di Wilayah Binaan Sudin Jakarta Timur Rico Rifai 

Demikian halnya dengan Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA yang berharap para pelaku UKM khususnya di Kecamatan Pasar Rebo dan Cipayung dapat tetap membangun bisnis kecil secara optimal.

“Semoga meteri yang disampaikan oleh para pemateri hari ini yang akan dimulai dengan topik UKM Naik Kelas Berbasis Teknologi oleh Pak Edi, Penyusunan Narasi dan Publikasi dalam Pemasaran Online oleh Mba Arta dan Pelaporan Keuangan yang Efektif bagi UMKM oleh bu Tita dapat bermanfaat bagi bapak dan ibu dalam memajukan bisnis bapak dan ibu,” ujarnya.

Rektor IBN Ibu Dr. M.F. Christiningrum, Ak., CA. 

Sebagai pemateri perdana, Ketua Program Studi Manajemen IBN Bapak Dr (Cand) Edi Wahyu Wibowo, S.Sos, M.M. menjelaskan beberapa tips yang dapat dilakukan oleh para pelaku UKM dalam mengembangkan usahanya agar naik level.

“Untuk naik level, bapak dan ibu bisa meningkatkan jenis usaha bapak dan ibu dari usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah,” ujarnya.

Para pelaku juga disarankan untuk melakukan proses akuntansi dan laporan keuangan. 

“Sangat penting melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran bagi usaha bapak dan ibu guna mengetahui keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha tersebut,” ujarnya.

Demi memperluas pasar, Pak Edi juga menyarankan pelaku usaha untuk mengoptimalisasi penggunaan media sosial. 

“Bapak dan ibu bisa belajar memanfaatkan teknologi secara optimal dengan memanfaatkan berbagai platform online dan juga media sosial demi menjangkau pasar,” ujarnya.

Ketua Program Studi Manajemen IBN Bapak Dr (Cand) Edi Wahyu Wibowo, S.Sos, M.M. 

Pembicara kedua, Sekretaris Program Studi Komunikasi IBN, Ibu Arta Elisabeth Purba S.I.Kom., M.I.Kom menjelaskan tentang Penyusunan Narasi dan Publikasi dalam Pemasaran Online. Peserta ajak untuk menarasikan kegiatan penjualan produk maupun jasanya untuk menyentuh sisi afektif, kognitif dan konatif. 

“Bapak dan ibu bisa menyajikan pilihan kata yang tepat untuk menarasikan produk bapak dan ibu sesuai dengan segmentasinya. Komunikator yang menyesuaikan diri dengan komunikan bukan sebaliknya,” ujarnya. 

Ia menjelaskan ada 5 bagian yang harus diperhatikan dalam pembentukan sebuah narasi yakni attention statement (pernyataan atensi), intoduction (pendahuluan), body (inti pesan), conclusion (kesimpulan) dan residual message (pesan residu). 

“Untuk memulai sebuah narasi, maka bapak dan ibu perlu memulainya dengan membangun daya tarik tentang pentingnya keuntungan sebuah produk atau jasa bagi konsumen sehingga mereka akan tertarik memperhatikan keseluruhan pesan. Apakah keuntungan produk itu bagi mereka? Jabarkan dan narasikan secara rinci,” ujarnya. 

Bu Arta mendorong peserta untuk memulai narasi dari pengalaman yang dirasakan oleh penjual maupun oleh pembeli sehingga mampu mencapai efektivitas komunikasi yang berpedoman pada pembentukan persepsi, ketepatan, kredibilitas, pengendalian dan keselarasan.

“Mari mulai menarasikan produk dan jasa bapak ibu dengan menerapkan 5W +1H melalui media sosial yang bapak dan ibu miliki,” ujarnya.

Sekretaris Program Studi Komunikasi IBN, Arta Elisabeth Purba S.I.Kom., M.I.Kom 

Pembicara ketiga, Sekretaris Program Studi Akuntansi Ibu Tita Nurvita, S.E.M.M menjelaskan tentang Pelaporan Keuangan yang Efektif bagi UMKM. Ia mengajak peserta untuk mulai melakukan pencatatan laporan keuangan secara terperinci. Menurutnya ada beberapa keuntungan yang diperoleh jika pelaporan usaha dilakukan yakni dapat dijadikan sebagai alat evaluasi mengendalikan bisnis sehingga bisa juga mengendalikan laba dan usaha.

“Bapak ibu, laporan keuangan wajib dibuat karena ini untuk kepentingan usaha juga agar pengusaha tahu untung atau rugi usaha yang dijalankannya,” ujarnya. 

Selain itu, laporan yang rinci dapat membantu pengusaha dalam memperoleh investor dan kreditur. 

“Secara garis besar ada 3 pengguna laporan keuangan yakni pemilik modal yang menjalankan usaha, misalnya bapak dan ibu berusaha di bidang konveksi misalnya sudah mau pemilu dan lagi buat kaos kampanye, namun tidak ada modal jadi kita bisa memberikan laporan keuangan agar yang meminjamkan uang tahu bagaimana perkembangan usaha bapak dan ibu,” ujarnya.  

Sekretaris Program Studi Akuntansi Ibu Tita Nurvita, S.E.M.M 

Ia juga menjelaskan beberapa rincian yang wajib dilaporkan, mulai dari daftar piutang usaha, daftar persediaan, daftar utang usaha dan daftar aset tetap. 

“Jadi ketika melakukan pelaporan pengeluaran usaha, maka pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja/ upah, biaya sewa, trasnportasi, bahan bakar, pembelian aset tetap dan pengeluaran lainnya juga wajib dilaporkan tanpa terkecuali,” ujarnya. 

Bu Tita mendorong para pelaku mampu membuat laporan keuangan sedini mungkin demi perkembangan UKM secara sistematis. 

“Jadi bapak ibu mulai catat semua proses transaksi. Bukti bukan berarti harus vaktur namun bisa juga dalam bentuk kertas tulisan tangan karena itu bisa dijadikan bukti transaksi yang valid,” pungkasnya.